Senin, 13 Oktober 2008

Timbang Hidup riil

Banyak cara menjual kambing qurban, dari mulai menjual borongan sampai menjual sesuai kelompok kelas kira kira. Kenapa kira-kira ? Karena pengelompokan kelasnya berdasar kira-kira penjual.
Ada cerita menarik yang saya jalani sendiri dengan model yang kedua ini. Kalau jual sisitem borongan sangat mudah karena penjual mudah menghitung harga pokoknya dgn menambahkan biaya dan keuntungan ke harga beli jadilah harga jual, gampangkan!, namanya juga borongan.
Yang menarik dari pengalaman saya adalah tak mampu membendung godaan syetan, mari ikut membayangkan : jika kita punya klas super 5 ekor, kelas besar 5, kelas kecil 5, kemudian datang order by phone klas super 6, kelas besar 7, kelas kecil 1. Apa yang terlintas dikepala ?, Tentu mengatakan "stok tidak ada", tapi kalu diminta mengusahakan dan uang pembayaran sudah ditangan dan kita mencari kambing tambahan diluar dan ternyata diluar harga lebih mahal dari harga penjualan kita, minta kiriman dari daerah juga sudah kehabisan waktu, maka muncul ide menggeser posisi kelas, 1ekor kelas besar menjadi super, 3 kelas kecil menjadi kelas besar dan untung makin berlipat. Siapa yang tahu, siapa yang menuntut semenara dasar patokan kelasnya tidak jelas.
Demikian saya dulu dengan jumlah kambing yang sama dan kambingnya itu-itu juga tapi punya stok yang kelasnya bisa berubah setiap saat mengikuti order pembeli. Hal ini terjadi karena kebanyakan pedagang lebih pinter dari pembeli. Siapa mau ketipuuu ??!

Kenapa Fadloil memakai sistem timbang hidup?
  1. Pertama kita mencoba memacu peternak untuk menggemukkan bukan hanya gagah-gagahan postur yang tinggi, warna jerabang, tanduk pranggah dll, tapi harus berdagin, karena itulah manfaat yang bisa dinikmati manusia pada akhirnya.
  2. memperkecil masuk pintu syetan menggoda saya untuk plinplan, membenarkan perbuatan salah dengan berbagai alasan.
  3. Pequrban tidak akan tertipu dengan pilihannya, umumnya pequrban kan awam dan terkadang takut sama hewan qurban terkadang menghindar dari baunya, jadi kurang seksama dalam memilih. Dengan timbang hidup riil bahkan pequrban sudah langsung bisa memperkirakan hasil sembelihannya yaitu 25 % daging, 25 % Tulangan, 15 % kepala-kaki-jeroan = 65% dari berat hidupnya (ini berlaku untuk ternak yang cukup gemuk lhoo)
Banyak kiat yang bisa dilakukan pedagang untuk mengelabuhi pembeli :
  • membuat kandang yang pendek dan sempit sehingga kambing terlihat besar bahkan sebagian nyondol kandang.
  • mencampurkan ternak yang besar kedalam kelompok ternak kecil sehingga yang besar kelihatan super besar.
  • memisahkan ternak dikandang khusus dengan memberi harga lebih mahal dari yang lain padhal ukuran sama (orang berduait suka terkecoh karena ingin dilihat yang paling bagus ternaknya)
  • mengiklankan penentuan kelas dengan ditimbang, ada yang ditimbangnya dikampung asal (jawa tengah, jw timur) disini tak ditimbang lagi (susut tidak ditanggung dengan alasan ditanggung tidak susut), ada yang sebagian saja ditimbang dan yang lain disetarakan dengan yang ditimbang (capek kaliya), ada lagi yang ditimbang-timbang dengan pertimbangan (wah seperti kerjaan anggota dewan saja, kayaknya)
  • kalau mau jualan ditempat bergengsi kali, ternaknya pakai dasi hehe mesti harganya mahal, paling tidak lebih mahal dari harga dasinya.
Semua kembali kepad pembeli "TELITI SEBELUM MEMBELI"

2 komentar:

Unknown mengatakan...

warna jerabang,tanduk pranggah itu yg gimana pak...

salam,
Keripik

FADLOIL AQIQAH QURBAN mengatakan...

derabang : abang ora, coklat ora, ireng ora, tapi jan semringah wernane, perpaduan werno werno kuwi.
yen nyawang sungu wedus sing paling pantes nah kuwi sing jenenge pranggah : cendek ora, dawa ora, mengarep ora memburi ora.